• Headline

    Veve Zulfikar, Qori Cantik yang Berprestasi dengan Shalawat

    Foto/google.com. Potret Veve Zulfikar sedang bershalawat.


    Memiliki prestasi di usia muda menjadi salah satu cita-cita dari sebagian orang. Seperti qori muda yang cantik dan berprestasi ini , ia adalah Veve Zulfikar. Perempuan bernama lengkap Veryal Eisha Aqila Zulfikar ini menurunkan bakat sang ayah yang pandai shalawat dan qori.

    Ayahnya yang sering disebut “Abah Zulfikar” ini memang gemar mendengarkan shalawat kepada anak-anaknya sedari kecil. Itulah yang membuat keluarga Abah Zulfikar sangat akrab dengan lantunan shalawat dan qori.

    Saat pertama kali, Veve mendengar shalawat semasa kecil adalah shalawat nariyah dan lagu ya Asyiqol Musthofa. Abahnya selalu giat mengajarkan Veve untuk bisa menguasai lagu dan shalawat dengan semangat.

    “Pernah sih aku sempat putus asa, tapi Abah selalu bilang aku tuh gak boleh gitu, harus belajar lebih giat lagi, pokoknya aku selalu dapat semangat dari Abah,” kata Veve.

    Belajar shalawat tentunya tidak mudah bagi Veve. Apalagi saat belajar shalawat Veve masih menginjak usia yang sangat muda,ada beberapa hambatan dalam perjalanannya mempelajari shalawat. Tetapi hambatan tersebut dengan mudah di lewati bersama inspirator kesayangannya yang tak lain adalah abahnya sendiri. Ia merasakan beberapa kesulitan seperti mencari nada yang pas, belajar cengkok shalawat, dan penghayatan dari setiap syairnya.

    Selain shalawat, Veve juga menunjukkan bakatnya menjadi seorang qori muda. Hal ini dibuktikan dengan prestasinya yang menjuarai MTQ se-Provinsi Jawa Timur pada saat dirinya masih kelas 3 SD. Tak hanya itu, kejuaraan lain pun turut mengisi daftar prestasi Veve Zulfikar. Itulah yang membuatnya dapat panggilan untuk menjadi qori di beberapa acara.

    Menurut Veve belajar shalawat itu bermanfaat sekali, mulai dari perkara dunia ataupun akhiratnya, semua bisa kita dapat. “Salah satunya kita akan mendapatkan syafa’at Rasulullah Sallaluhu ‘alaihi wasallam,” jelas Veve.

    “Shalawat juga menyambung tali silaturahmi, menjadi banyak saudara dan banyak teman,” tambah Abah Zulfikar.

    Siapapun pasti merasa nyaman ketika sudah mendengarkan shalawat. Bahkan sebagian dari mereka berkeinginan sukses dan berprestasi seperti Veve Zulfikar. “Tipsnya yang pertama niat dulu, kemudian cintailah shalawat itu sendiri. Karena tanpa niat dan cinta, belajar shalawat akan sia-sia,” kata Veve.

    Belajar shalawat juga harus disertai dengan keyakinan. “Pokoknya semangat terus untuk yang ingin belajar, karena prestasi itu harus digali dan belajarlah lebih giat lagi,” kata Veve memberikan semangat untuk para pecinta shalawat.

    Selain menelusuri prestasi dan perjalan shalawat Veve Zulfikar, Abah Zulfikar juga menyampaikan perbedaan shalawat dengan syair pujian.

    Banyak orang yang beranggapan bahwa setiap lagu yang lafadznya Arab dikatakan sebagai shalawat, padahal itu adalah pernyataan yang salah. “Kalau pujian itu ada dua, yang berisi syair qosidah atau pujian dan satu lagi syair percintaan, contohnya seperti lagu ya habibal qolbi, roqqota’aina, deen assalam, dsb,” jelas Abah Zulfikar.

    Berbeda halnya dengan shalawat, yang benar-benar dikatakan shalawat adalah syair yang mengandung kata “Allahumma sholli…” Jadi, tidak semua lagu yang berlafadz Arab itu dikatakan sebagai shalawat. “Perlu diingat ya, jadi biar semua juga tahu perbedaannya,” kata Abah.

    2 comments: