• Headline

    Suka Duka Jurnalis Muda

    Foto/Unsplash.com. Ilustrasi jurnalis sedang memotret.

    Menjadi jurnalis adalah pilihan bagi sebagian orang. Ada yang bilang menjadi jurnalis adalah pilihan yang hebat, sebab dibalik segala usaha yang harus dilakukan, jurnalis akan bisa mengetahui informasi lebih dulu dari pada orang lain, karena dialah yang mencari informasi tersebut sampai ke akar-akarnya. Tak hanya itu, menjadi jurnalis juga sangat menambah wawasan. Sebab dari narasumber lah para jurnalis bisa mengenal seluruh kondisi, halangan, rintangan, dan kalangan, seperti berkomunikasi dengan pejabat, tokoh masyarakat, seniman, dan narasumber-narasumber hebat lainnya.

    Di balik itu, ada pun yang bilang jurnalis adalah pekerjaan yang tidak mudah. Jurnalis harus siap dalam segala hal, kapan pun dan di mana pun, termasuk harus bisa menguasai apa pun yang harus ditulisnya. Begitu menguras tenaga dan pikiran. Menjadi jurnalis juga harus siap dicaci, apabila ada seseorang yang merasa keberatan dengan tulisannya, jurnalis harus siap menghadapi itu semua. Tak terkecuali jurnalis muda, pasti banyak kejadian-kejadian yang tak terduga saat masih belajar menjadi jurnalis yang profesional.

    Dari beberapa pendapat tersebut, pasti ada suka duka dan kejadian unik saat menjalani profesi sebagai wartawan. Berikut ada 5 kejadian unik yang dialami jurnalis muda dalam menjalankan tugasnya.

    1. Dibantuin Narasumber

    Mungkin tidak banyak yang mengalami kejadian ini, bahkan biasanya narasumber itu terlalu sibuk sehingga kita harus mengatur waktu dalam melakukan wawancara dengannya. Tapi berbeda halnya dengan Anita Rahim, mahasiswi jurnalistik yang sedang magang di salah satu situs islami ini pernah lho dibantu oleh narasumber.

    “Jadi, saat itu aku wawancara salah satu artis Tanah Air. Seharusnya aku wawancara bersama salah satu temanku, tapi dia telat datang. Awalnya aku grogi banget karena harus wawancara sendirian, tapi dari situ aku memberanikan diri,” kata Anita. Ia juga mengaku saat itu terlalu ribet karena harus membawa kamera, tripod, tas, dan juga totebag. “Yang aku kaget, tiba-tiba artis itu bantuin aku bawa totebagnya, awalnya aku merasa gak enak, tapi mungkin karena dia kasihan sama aku, hehe.” kata Anita.

    2. Dimarahi Redaktur dan Editor

    Jadi jurnalis harus siap-siap punya mental baja, terlebih kalau kita ini masih dianggap jurnalis muda. Karena akan ada saatnya jurnalis itu ditegur oleh atasannya. “Jangankan yang junior, yang senior aja pasti pernah kena marah redaktur atau editor,” kata Herdi Alif Alhikam (21), jurnalis muda dari salah satu media online di Indonesia.

    Hal itu bisa saja terjadi pada semua jurnalis, tidak hanya jurnalis muda. Teguran itu terjadi apabila informasi yang ditulis biasanya belum lengkap, belum jelas, atau sekadar bobol alias jurnalis tersebut kehilangan momen dan kejadian, lalu tidak menulis berita tersebut.

    3. Liputan ke Tempat Bencana

    Sebagai jurnalis muda, apalagi seorang fresh graduate biasanya masih perlu beradaptasi dengan penulisan berita. Atasan biasanya menyuruh kita banyak hal, mulai dari liputan tekno, ekonomi, seleb, gaya hidup, dsb. Seperti Efira Tamara, jurnalis yang berusia 22 tahun ini sudah dipercaya menjadi bagian di salah satu media kekinian yang membahas tentang politik, hukum dan megapolitan.

    “Pengalaman unik sih pernah disuruh liputan ke Palu-Donggala untuk liputan pascagempa dan tsunami. Pernah juga liputan Lion Air yang jatuh, terus lihat organ-organ manusia yang menjadi sisa pencaharian,” kata Efira. Hal tersebut mungkin menjadi salah satu pengalaman berkesan Efita saat menjadi jurnalis muda, yaitu bisa liputan ke tempat-tempat bencana.

    4. Nge-Blank Saat Wawancara

    Jurnalis muda itu biasanya masih ada dalam tahap belajar, kalau dalam istilah game, jurnalis muda itu masih newbie, hehe. Masih belum bisa mengendalikan emosi saat bertemu narasumber. Tak jarang pada jurnalis muda ini mengalami tegang, deg-degan, atau bahkan grogi saat harus mewawancarai narasumber. Sama halnya seperti yang dialami Almira Putri Kirana (21), jurnalis yang sedang magang di salah satu situs berita online.

    “Apalagi kalau wawancara orang penting atau public figure, jujur itu suatu tantangan sih. Aku juga saat ini masuk suka tegang dan bahkan beberapa pertanyaan di otak jadi buyar karena bertemu mereka (narasumber),” kata Almira.


    5. Keadaan di TKP Tidak Sesuai Dugaan

    Saat melakukan liputan, memang kita tidak bisa menduga apa saja yang akan terjadi di TKP nantinya. Sama seperti cerita dari Nur Hidayati Fauziah, mahasiswi yang sudah magang di beberapa media ini pernah mengalami kejutan di TKP yang ternyata tidak sesuai dengan dugaannya.

    “Jadi waktu itu aku pernah disuurh wawancara Hawariyyun seputan kisahnya menjadi content creator islam, terus aku siapin pertanyaan seputar itu. Tapi setelah sampai TKP, ternyata panitia di sana nyuruh aku untuk wawancara yang lain juga yaitu Ustadz Felix Siauw, Ricky Harun, Syakir Daulay, dll.,” kata gadis yang akrab disapa Ida itu. “Sebenarnya gak ada persiapan, tapi akhirnya aku rombak aja pertanyaan-pertanyaannya dan aku ngalir aja wawancara mereka,” lanjutnya.


    6. Hampir Kena Bom

    Kejadian unik juga pernah dialami oleh Bernie Kurniawan, seorang jurnalis yang dahulunya sempat magang di tempat yang sama. Bernie awalnya kaget karena harus pergi ke tempat rawan dan bahaya. Saat itu Bernie harus pergi ke Mako Brimob yang saat itu sedang gencar-gencarnya kasus pemboman.

    “Awalnya disuruh ke sana (Mako Brimob), dan di sana sudah kayak kota mati. Banyak sisa-sisa pembakaran, mobil teronggok, toko-toko tutup, dan jarang terlihat orang,” kata Bernie. Saat sampai di sana, Bernie dihadapkan dengan kejadiaan yang membuat seluruh wartawan di sana panik. “Pas lagi ngobrol sama wartawan lain, eh tiba-tiba ada suara bom. Kita bukannya lari malah nyamperin, ya gitu deh wartawan,” kata Bernie.

    Kejadian unik lainnya juga pasti pernah terjadi di antara kalian para jurnalis muda. Ini hanya beberapa cerita yang bisa kita ambil hikmahnya sebagai jurnalis muda. Banyak-banyaklah belajar dari pengalaman orang lain, agar bisa menjadi jurnalis yang lebih professional. Intinya belajar, banyak baca, semangat, dan persiapkan fisik untuk segala kondisi.

    (Artikel telah dipublikasi pada Koran Sindo Rubrik Gensindo pada Sabtu, 22 Desember 2018)

    3 comments: