• Headline

    Yang Praktis Tak Selalu Sehat

    Foto/Nurnafisah. Muhammad Hisyam yang sedang memilih frozen food di salah satu pasar swalayan di Bogor.

    Makanan menjadi asupan paling utama bagi seseorang. Setidaknya manusia harus mengonsumsi banyak makanan untuk menyeimbangkan energi yang dikeluarkan. Mulai dari kebutuhan akan karbohidrat, protein, kalsium, lemak, hingga serat, harus kita penuhi demi tercapainya keseimbangan tubuh.

    Kebutuhan tersebut bisa kita dapatkan dari berbagai macam makanan. Seiring berjalannya waktu, macam-macam makanan pun semakin beragam. Mulai dari bertahannya makanan tradisional dan rumahan, munculnya makanan siap saji, hingga makanan alternatif seperti frozen food yang bisa bertahan lama di dalam lemari es. Namun, perlu diperhatikan untuk makanan beku atau frozen food yang satu ini, berikut penjelasannya.

    Menurut dr. Theresia Rina Yunita dalam situs klikdokter.com, penyimpanan makanan beku di freezer tetap memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis bakteri yang dapat tumbuh misalnya listeria monocytogenes dan salmonella enterica. Kedua jenis bakteri tersebut sering ditemukan pada daging dan ayam mentah. Berita buruknya, kedua bakteri itu tetap akan berkembang biak walau di freezer, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit bila masuk ke tubuh.

    “Sering sih (beli frozen food), karena kan lebih praktis daripada harus memasak,” kata Awangsih, seorang pembeli frozen food di salah satu pasar swalayan di kota Bogor.

    Awangsih mengaku tidak hanya membeli frozen food di pasar swalayan saja, tetapi juga membelinya dari teman yang selalu datang ke rumah menawarkan berbagai olahan hasil laut tersebut. “Banyak yang saya beli, seperti otak-otak, nugget, tempura, saya sering beli dari teman saya itu,” lanjutnya sambil berdiri di depan lemari es pasar swalayan.

    Pakar kesehatan gizi bernama dr. Diana Suganda, MKes, SPGK menyebutkan dalam doktersehat.com, bahwa frozen food sebenarnya sangat tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi, apalagi secara sering oleh anak-anak. Jika kita melihat kandungannya di dalam label pembungkusnya, makanan ini memiliki kadar garam yang tinggi dan menggunakan kadar pengawet. Tentu dengan begitu sebaiknya bisa dihindari konsumsi frozen foodsecara berlebihan karena dapat memicu gangguan kesehatan.

    “Baru kali ini sih beli frozen food,” kata Muhammad Hisyam, sambil mengambil salah satu merek frozen food dari kulkas di salah satu pasar swalayan.

    Menurut Hisyam, frozen food hanyalah makanan cadangan yang bisa dibeli untuk kebutuhan mendesak, bukan menjadi makanan utama yang wajib dibeli dan dikonsumsi. “Karena ‘kan yang namanya makanan kemasan begini pasti banyak pengawetnya, apalagi makanan berbau olahan laut,” lanjutnya sambil mengantre di kasir.

    Frozen food memang menarik perhatian sebagian orang dengan berbagai bentuk olahan makanan yang ditawarkan, mulai dari olahan makanan dari ayam, ikan, dan hasil laut. Namun perlu diperhatikan, frozen food bukanlah makanan yang baik untuk tubuh karena mengandung bahan pengawet agar tahan lebih lama di dalam lemari pendingin.

    Untuk itu, hindari makanan seperti frozen food dan konsumsi seperlunya saja. Masih banyak pilihan makanan yang lebih menyehatkan untuk dikonsumsi. Jadi, jangan hanya tergiur dengan praktisnya, tapi perhatikan juga baik buruk bagi kesehatan.

    (Feature ini telah diunggah pada situs Bandung Berita, 30 Juni 2019)

    5 comments:

    1. Alhamdulillah jarang makan frozen food. Tapi enak banget :'(

      ReplyDelete
    2. Baca artikel ini sambil sarapan. Kebetulan lauknya frozen food, jd bimbang mau nerusin makan ga ya :(

      ReplyDelete