• Headline

    Kenali Guilty Pleasure di Sekitar Kita

    Foto/Unsplash.com. Ilustrasi diri.

    Setiap individu pasti memiliki kebiasaan dan kegemaran yang berbeda-beda. Tak terkecuali anak-anak muda seperti kita ini. Ada banyak hal yang ingin dicoba untuk menjawab rasa penasaran yang tinggi. Lingkungan sekitar tentu sedikit banyak memengaruhi kebiasaan dan kegemaran kita. Benar begitu?

    Namun, sadarkah kita bahwa tak selamanya kebiasaan dan kegemaran itu baik loh untuk kita. Misalkan mungkin ada saja dari kita yang ikut-ikutan sesuatu yang bukan kebiasaan kita, atau mungkin terbiasa dengan kebiasaan yang menurut kita biasa saja padahal berdampak buruk untuk diri kita. Wah, seperti apa tuh?

    Pengertian Guilty pleasure Menurut Nerissa Arviana, M.Psi.

    Secara umum, mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa hal-hal itu disebut dengan guilty pleasure. Padahal jika dilihat dari pengertiannya, ternyata guilty pleasure ini sangat dekat dalam kehidupan kita loh. Masih belum jelas? Yuk simak penjelasan dari Nerissa Arviana, M.Psi.

    Dalam terminologi psikologi, Guilty pleasure disebut dengan delayed-cost dilemma yang berkaitan dengan kontrol diri individu (self-control). Di sinilah individu dikatakan mampu mengendalikan dirinya dan mengarahkan perilakunya pada tujuan positif jangka panjang dibandingkan dengan jangka pendek.

    Yang dimaksud dengan guilty pleasure adalah aktivitas yang memberikan konsekuensi positif dalam jangka pendek namun memiliki konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Mengapa disebut dengan dilema, karena individu akan dihadapkan pada hal yang menimbulkan kesenangan sesaat padahal ia mengetahui bahwa hal tersebut akan menimbulkan dampak yang negatif dalam jangka panjang yang tidak ia rasakan saat ini.

    “Misalnya, yang paling sering terjadi di kalangan anak muda adalah makan-makanan cepat saji atau sekadar minum-minuman yang sedang happening dengan rasa yang lezat. Padahal minuman itu ternyata memiliki kandungan kalori yang tinggi maupun kandungan nutrisi yang minim sehingga dapat menyebabkan kegemukan ataupun gangguan kesehatan. Atau seperti merokok dengan tujuan “bergaul” agar diterima dalam kelompok tertentu namun memiliki konsekuensi negatif terhadap kesehatan,” kata Neressia.

    Selain itu guilty pleasure juga dapat memengaruhi produktivitas kita loh, misalnya main game yang terlalu berlama-lama, bahkan ada yang sampai berjam-jam. Seru sih pastinya, tetapi hal tersebut dapat membuat produktivitas kita terganggu lho. Atau contoh lain seperti scrolling sosial media hingga tidak terasa menghabiskan waktu yang cukup lama, atau stalking mantan mungkin? Padahal terkadang bikin kita nyesek tapi masih dilakuin juga kan sama kita? Hehe. Ternyata hal itu termasuk guilty pleasure loh teman.


    Memangnya kenapa sih dengan guilty pleasure, apakah berbahaya untuk kita?

    Sebenarnya guilty pleasure ini ada dampak positif dan negatifnya. Kalau dilihat dari pengertiannya, guilty pleasure ini dapat memberikan emosi positif pada seseorang. Tapi ingat, hal ini hanya bersifat sementara, sedangkan dampak negatifnya yang akan lebih dominan di masa mendatang. “Konsekuensi negatif dari guilty pleasure yang dapat dirasakan oleh individu baik secara langsung (immediate) atau dirasakan nanti (delayed) ialah perasaan bersalah itu sendiri (guilty) dan menyesal (regretful),” kata Nerissa.

    Seperti contohnya pada remaja yang sedang melakukan program diet, lalu cheating misalnya makan mie instan, donut, thai tea, di sela-sela trainingnya. “Pada saat gigitan pertama, akan terasa kenikmatannya, efek positif akan dirasakannya. Namun setelahnya ia akan merasakan afek yang negatif berupa perasaan bersalah tadi dan kemudian berpikir ‘yah kenapa sih harus makan2an gini’ padahal ia sudah memiliki aturan makan yang strict untuk menunjang program dietnya,” lanjut Nerissa.

    Jadi, Intinya guilty pleasure adalah segala aktivitas yang jika individu melakukannya akan merasakan kepuasan dengan segera namun dapat berakibat negatif pada jangka panjang. Sebenarnya guilty pleasure ini wajar-wajar saja dilakukan, karena memang pada dasarnya setiap individu pasti pernah melakukannya. Termasuk kita semua kan pastinya? Hehehe. Coba ingat-ingat, apa saja nih guilty pleasure yang pernah atau mungkin masih sering kita lakukan?

    “Hal ini tidak perlu kita hindari, tetapi kita harus bisa lebih mengelola dan mengevaluasi setiap perasaan dan pikiran yang muncul ketika kita melakukan guilty pleasure tadi,” kata Psikolog jurusan UNPAD ini.

    (Artikel telah dipublikasi pada Koran Sindo Rubrik Gensindo pada Sabtu, 8 September 2018)

    1 comment: