Sajak : Rindu
Foto/unsplash. |
Saling terbuka, saling percaya, apapun dibagi kecuali tentang hati
Tak satupun hal terkecuali untuk diceritakan
Apapun dibicarakan tanpa rasa enggan
Setiap hari hampir bersama
Menangis hanya dari sebuah cerita
Memberi solusi, memberi pesan
Memberi arti untuk segala jalan kehidupan
Rasanya ada yang hilang
ketika dia tiba-tiba sibuk dengan kesibukan
ya, punya impian tersendiri di luar ekspektasi
Mau tidak mau, sebagai temannya kita harus mendukung
suka ataupun yang tidak disuka
semua harus bersinergi
tapi entah kadang-kadang aku rindu,
mengapa karena itu kita tidak bisa lagi seperti dulu?
sekarang, jarak menghalangi cerita kita
waktu menghalangi pertemuan kita,
bahkan, tegur sapa sekali saja sangat aku damba
Rindu,
rindu rasanya bisa seperti dulu
menghabiskan waktu bersama dan menciptakan bahagia bersama-sama
dulu, kamu yang selalu minta aku untuk cerita
sekarang, untuk cerita pun aku tidak tau harus datang kepada siapa
selain pada diri-Nya,
sang pemilik jiwa dan raga.
Rindu,
rindu rasanya seperti dulu
mengajakku pergi bersama dan menciptakan kenangan bersama-sama
dulu, kamu yang selalu minta bertemu
sekarang, pertemuan kita saja bisa dianggap jarang
sekalinya bertemu, mungkin hanya bisa mata yang menatap satu sama lain
sedang mulut? hanya bungkam ditahan waktu.
Rindu,
apakah kita bisa seperti dulu?
Punya waktu yang sama, untuk dihabiskan bersama-sama.
Rindu,
saya rindu kamu yang dulu.
Kamu yang selalu mengerahkan waktumu,
yang sebagian juga untukku.
Rindu,
apakah aku bisa bertemu dengan keadaan seperti dulu?
Semoga.
No comments