• Headline

    Jas Priantoro, Sopir Ojek Online Inspiratif

    Foto/Nurnafisah. Jas Priantoro tampak belakang sedang mengantar penumpang.


    Hidup memang tak selalu berjalan mulus. Setiap manusia punya jalannya masing-masing dalam mencapai kebahagiaannya. Berbagai cara pun dilakukan demi mendapatkan apa yang diinginkan. Terlebih soal uang yang nyatanya dapat menunjang serba-serbi tentang kehidupan.

    Mencari nafkah pun berbagai macam caranya. Seperti menjadi sopir ojek online yang dilakoni oleh pria kelahiran 1999 ini, Jas Priantoro nama lengkapnya. Pria yang akrab disapa Rian ini memilih hidup menjadi sopir ojek online demi menghidupi keluarganya. Meskipun terpaksa, Rian mengaku mulai ikhlas menjalani pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya.

    Memilih untuk menjadi sopir ojek online memang bukan perkara mudah, apalagi untuk Rian. Terlebih di usianya yang tergolong muda harus merelakan cita-cita yang diidamkannya sejak dulu, yaitu menjadi seorang pemain timnas. Namun, Rian tak pernah putus asa untuk terus meraih cita-citanya itu.

    Rian sering memangkal di daerah Situs Tugu Lonceng, Cilebut, Bogor. Rian bisa ditemui sekitar pukul 07.00 pagi hingga pukul 12.00 WIB. “Saya nariknya pagi aja karena siang harus latihan sepak bola. Setelah latihan, baru lanjut lagi untuk kerja sebagai satpam,” kata pria berlogat Sunda tersebut.

    Rian terlahir sebagai pria yang ramah. Sering kali penumpang yang diangkutnya diajak bicara dan berdiskusi. Rian mengatakan, dengan begitu kita bisa tahu banyak hal tentang orang lain. Apalagi kalau ia bertemu dengan penumpang mahasiswa/mahasiswi, ia akan menyempatkan waktu untuk bertanya seputar perkuliahan.

    “Saya baru lulus SMK tahun 2018, tadinya mau lanjut kuliah tetapi biayanya ternyata gak murah dan keluarga saya gak sanggup untuk membiayai,” ungkap pria berbadan tinggi besar itu. Di sela percakapan, ia menyelipkan canda dan tawa seakan menutupi kesedihan mengenai harapannya itu.

    Rian mengaku sempat ingin berkuliah untuk meneruskan cita-citanya. Namun, karena biaya yang mahal Rian membanting stir untuk melanjutkan cita-citanya menjadi seorang pemain sepak bola. Ia merasa passion-nya ada di sana.

    “Tapi saya cari uang sendiri dulu buat keluarga, baru sedikit-sedikit saya tabung buat ikut sekolah sepak bola,” katanya. Sambil menunggu cita-citanya tercapai, Rian hanya bisa mengisi waktunya dengan bekerja dan berlatih sepak bola agar suatu saat nanti ia bisa diterima di sekolah sepak bola impiannya.

    Rian terpaksa bekerja untuk menghidupi keluarganya. Terlebih ibunya seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya seorang pensiunan. Sebagai anak keempat, Rian mengambil alih peran ayahnya untuk menghidupi keluarga.

    “Kalau saya gak begini, keluarga saya mau makan apa. Awalnya sih bingung juga mau kerja apa, tapi ya karena bisa menyetir kenapa enggak,” jelas Rian, sambil mengendarai motor hitam miliknya.

    Dalam perjalanannya meniti karier, Rian berkecimpung di dunia sepak bola sejak dirinya masih Sekolah Dasar (SD). Ia menyukai pelajaran olahraga dan hobi melakukan kesukaannya itu di waktu senggang. Dari sanalah Rian mulai mengikuti berbagai kegiatan olahraga, terlebih pada bidang sepak bola.

    “Saya dulu suka ikut turnamen futsal, atau lomba-lomba antar-RW gitu. Lumayan sering lomba dan dari situ makin suka aja sih,” kata Rian.

    Sejak 2017, Rian bergabung di Sadulur FC, salah satu klub sepak bola di Kota Bogor. Di sana ia dipercaya untuk menjadi seorang kiper utama. Rian merasa badan tinggi besarnya itu menjadi salah satu alasannya. “Ya mungkin karena saya berbadan besar, jadi teman-teman menunjuk saya sebagai kipper,” ujar Rian sambil tertawa.

    Rian juga sempat menyinggung pekerjaannya menjadi satpam di malam hari. Namun, ia tidak terlalu bercerita banyak. “Kalau itu kan shift-shift-an, jadi sudah teratur jadwalnya,” kata Rian.

    6 comments:

    1. Menjadi bahan evaluasi diri, dimana kita seharusnya lebih semangat dan merasa beruntung sebab bisa berkesempatan kuliah untuk menggapai cita- cita tanpa harus menjadi tulang punggung dikala mudanya.

      ReplyDelete
    2. Sangat memotivasi, dengan keadaannya yang terbatas tetapi tidak putus asa untuk meraih cita-citanya

      ReplyDelete
    3. Mas Jas sangat inspiratif sekali. Mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan pantang menyerah

      ReplyDelete
    4. Baca kisah kyk gini jd motivasi buat diri sendiri krn bersyukur udh dpt kesempatan untuk kuliah. Sedangkan di sana dia berjuang mati-matian buat keluarga, pdhl usianya dia hrsnya bisa nikmatin pendidikan tinggi dulu. Semangat adik Rian. Semoga segala niat baikmu, Tuhan kabulkan.

      ReplyDelete