• Headline

    Belajar Tegar dari Amanda (1)

    Foto/Dokumentasi Pribadi. Manda dan Aca sedang berswafoto.

    Memiliki tubuh ideal merupakan dambaan bagi semua orang. Bukan hanya soal penampilan, tetapi juga tentang kesehatan. Namun, kesempurnaan memang bukan sifat dari manusia. Kerap kali apa yang kita harapkan memang tidak sesuai dengan keinginan, seperti kondisi fisik bawaan lahir yang menyebabkan Amanda harus mengurungkan niatnya untuk memiliki tubuh ideal.

    Amanda Fanny Ghasyiah, begitulah nama lengkapnya. Perempuan kelahiran 30 Juni 1998 ini memiliki kelainan pada kakinya. Perempuan yang akrab disapa Manda ini terlahir dengan bentuk kaki 0 (bow legs), yaitu kondisi lutut yang menjauh satu sama lain sehingga kedua kaki membentuk huruf O.

    Menurut dr. Dimas R. Boedijono, Sp. OT(K), dilansir dari nakita.grid.id, bentuk kaki O pada anak hingga usia dua tahun merupakan kondisi normal. Hal ini disebabkan pengaruh posisi janin saat di kandungan serta kelenturan urat-urat di sekitar sendi. Itulah yang menyebabkan orang tua Manda, Toepan Adi Susanto dan Retno Wahyu Purwani, tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi kaki Manda yang berbeda dari orang lain.

    Manda hidup layaknya teman-teman sebayanya. Mulai dari belajar di bangku SD hingga meneruskan kuliah ke bangku perguruan tinggi. Awalnya, penyuka bahasa Indonesia ini bercita-cita untuk bisa masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dan ingin mengambil jurusan Hubungan Internasional. Namun, takdir berkata lain. Manda ditolak dari beberapa universitas sampai pada akhirnya ia mencoba tes gelombang dua di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

    “Dulu kebanyakan ditolak (universitas), jadi males ikut tes PNJ. Tapi, papa bilang coba aja. Akhirnya aku coba,” kata Manda. Pada tahun 2016, ia resmi menjadi salah satu mahasiswa di Politeknik Negeri Jakarta, jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Prodi D-3 Penerbitan (Jurnalistik). Manda tercatat sebagai mahasiswa program kerja sama dan berkuliah di kampus yang berbeda dengan program reguler, yaitu di Pondok Cabe.

    Seiring berjalannya waktu, Manda bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. Meski jurnalistik bukan pilihan utama, tapi menurutnya program studi ini masih cocok dengan dirinya yang suka menulis dan menyukai sastra. Manda juga senang bertemu orang baru, terlebih ia juga suka mengunjungi tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya.

    Hingga suatu ketika, pada semester 3 tepatnya tahun 2017, Manda mengalami kejadian yang tidak biasa saat berkesempatan kuliah di kampus Depok. Ia menggunakan aplikasi ojek online untuk sampai ke kampus. Selepas ia turun dari ojeknya, kakinya terasa sakit. Saat itu Manda berpikir jika sakitnya hanya sakit biasa, sama seperti sakit yang dirasakan dirinya saat bangun tidur. Tapi saat dipaksa untuk berjalan, kakinya semakin bertambah sakit.

    “Sakitnya ditahan waktu pelajaran Pak Azhmy, terus pas harus pindah ke lab komputer untuk pelajaran Bu Wiwi, tiba-tiba kakinya makin sakit dan badan terasa panas dingin,” ujar Manda. Ia juga menjelaskan saat dirinya berusaha untuk jalan, ada suara bunyi dari kakinya itu. Perasaan takut dan khawatir tidak hanya Manda yang rasakan, pun dengan teman-temannya yang akhirnya berinisiatif menggendong Manda untuk melalui anak tangga.

    (...)

    1 comment: